Pandangan di atas menegaskan bahwa malaikat adalah nama untuk
kekuatan-kekuatan alam yang mendorong kepada kebaikan dan kebahagiaan.
Sedangkan setan adalah nama untuk kekuatan-kekuatan alam yang mendorong
kepada kejahatan dan kesengsaraan. Tetapi kata-kata Al-Quran berbeda dengan
pandangan tersebut. Al-Quran memandang malaikat dan setan sebagai makhluk
yang tidak bisa dijangkau dengan indera-indera lahir.
Keduanya memiliki
pengetahuan dan kehendak-merdeka. Adapun malaikat, dalam beberapa ayat di
atas, ia adalah wujud tersendiri yang beriman kepada Allah dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang membutuhkan kehendak dan kecerdasan. Dalam
Al-Quran terdapat banyak ayat seperti ini, dan di sini tidak cukup untuk
menyebutkan seluruh ayat itu. Adapun setan, kisah Iblis, keengganannya
bersujud kepada Adam serta dialog yang terjadi antara dia dan Allah,
disebutkan di beberapa tempat dalam Al Quran.
Sesudah dikeluarkan dari
barisan para malaikat, Iblis berkata:
"Sungguh aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya, kecuali
hamba-hamba-Mu yang ikhlas." (QS 38:82-83)
Maka Allah menjawab:"Sungguh Kami akan memenuhi neraka Jahanam dengan kamu
dan dengan mereka yang mengikutimu. " (QS 38:85)
Jelaslah bahwa balasan dan siksaan hanya layak diberikan kepada yang
memiliki kehendak dan mengetahui baik dan buruk. Hal ini berarti bahwa
setan mempunyai pengetahuan dan kehendak. Dalam ayat lain kita mengetahui
bahwa Allah memberikan sifat "dugaan" kepada Iblis. Sifat ini merupakan
salah satu kriteria pengetahuan. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan kebenaran dugaannya kepada
mereka, lalu mereka mengikutinya kecuali sebagian orang yang beriman. " (QS
34:20)
Dalam ayat lain lagi dijelaskan bahwa Iblis menolak celaan yang dilontarkan
terhadap dirinya. Penolakan ini tidak akan dikemukakan kecuali oleh makhluk
yang memiliki kecerdasan dan kehendak. Allah berfirman:
"Setelah perkara telah ditentukan, setan berkata: 'Sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan
kepadamu, tetapi aku mengingkarinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku
terhadapmu, rnelainkan sekadar mengajakmu, kemudian kamu mengikutiku. Maka
janganlah mencelaku dan celalah dirimu sendiri. "' (QS 14:22)
Ayat-ayat ini dan ayat-ayat lain tentang hal ini menunjukkan bahwa setan
memiliki sifat-sifat. Dan sifat-sifat itu akan dimilikinya bila ia memiliki
kecerdasan dan kemerdekaan berkehendak. Sifat-sifat semacam ini tidak
diberikan kepada kekuatan-kekuatan alam. Sebab, kekuatan-kekuatan alam ini
tidak memiliki kecerdasan dan kemerdekaan berkehendak.
Artikel : Fikir Muslim Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar